Aku. Siapa aku? Aku hanyalah seorang manusia yang kotor dan nista. Hidup di dunia jauh dari Allah, jauh dari aturan Al-Qur’an, bahkan hidupku di dunia tanpa mengenal tujuan. Sholat tak pernah kukerjakankan, padahal aku muslim. Melihat hal itu, sebenarnya aku tak pantas disebut orang muslim, surgapun serasa tak pantas bagiku bahkan, meski aku menginginkannya.
Semenjak memasuki dunia perkuliahan, aku bahkan menjadi pribadi yang lebih parah dari sebelumnya. Kehidupan yang jauh dari orang tua, kugunakan sebagai kehidupan bebas tanpa ada pantauan dari orang tua,melakukan hal-hal yang tak berguna dan sia-sia belaka. Namun entah mengapa? aku tetap saja melakukannya. Itulah bodoh dan hinanya aku.
Hari- hariku, kugunakan untuk keluyuran menyusuri kehidupan malam Kota Malang ini ( yang merupakan kota singgahku sekarang) tanpa mengenal waktu, bahkan pulang ke kost saja aku jarang, paling-paling aku pulang ke kost untuk mandi dan mengambil buku mata kuliah, tak lebih dari itu. Sedang aku lebih suka tidur di pinggiran jalan bersama teman-teman jalananku. Aku sudah pernah "bahkan sering" memakai narkoba, minum minuman keras,dan obat-obatan terlarang lainnya. hingga tak terhitung berapa uang yang aku keluarkan untuk benda haram seperti itu, mungkin aku tak dapat menghitungnya karena saking banyaknya uang tersebut. Meskipun begitu nilai akademisku tetap bagus bahkan aku masuk dalam sepuluh besar.
Aku tetap menikmati kehidupan kacau seperti itu, hingga pada suatu hari kejadian yang sangat buruk menimpaku. Hatiku seolah remuk mendengar kabar itu, hidupku seolah tak berarti lagi. Ibuku, ibundaku tercinta. Telah meninggal, tepat saat aku menikmati barang-barang racun itu. Rasa cintaku pada ibundaku begitu besar, sehingga kehilangannya membuatku stres berat. Prestasi-prestasi yang tlah aku capaipun anjlok. Aku lebih suka menyendiri dan tak mau tersenyum lagi seperti biasa. Aku hanya menghabiskan waktuku untuk merenung dan menangis,jika mengingat betapa ibunda pergi disaat anak semata wayangnya ini tlah berfoya-foya menikmati barang-barang haram. Tak kusangka ternyata selama ini ibunda menyembunyikan penyakitnya dariku. Betapa bodohnya aku yang telah membohongi ibundaku.
Sepeninggal ibunda, ayahpun sering memarahiku. Kami sering bertengkar, karena ayah selalu saja menyalahkan aku atas ketiadaan ibu. Ayah menganggapku sebagai sampah keluarga yang memalukan, tak bisa dibanggakan lagi. Hingga tibalah ayah mengeluarkan kata yang tak aku inginkan.
“Pergi kau anak durhaka! Aku tak mau lagi merawatmu. Kau penyebab istriku meninggal, perlakuan setanmu itu tak termaafkan!” bentak ayah sambil menarik tubuhku keluar dari rumah besar itu.
Semenjak ayah mengusirku dari rumah, aku semakin kacau, Aku ingin tetap kuliah, namun apadaya ayah tak pernah mengirimiku uang lagi. Saat itu yang ada dipiranku hanya bagaimana aku bisa kuliah, walaupun aku kacau tapi aku tetap ingin menyusuri jenjang pendidikan. Aku putuskan untuk mengambil cuti untuk mencari uang biaya hidup dan kuliah. Sekilas aku terlihat waras namun sebenarnya tidak begitu, aku menggunakan berbagai cara untuk mendapatkan uang. kernet, kondektur bahkan sampai menjadi kuli dan Bandar narkoba, pekerjaan apa saja baik halal maupun haram selama bisa jadi uang tetap aku jalani agar aku bisa hidup dan itu tak masalah bagiku. Dari pekerjaanku itu aku bisa kuliah kembali dan menyelesaikanya dengan hasil yang cukup bagus walaupun kuliahku itu molor beberapa semester. Meskipun begitu aku tetap senang karena aku bisa menyelesaikan kuliah.
***
Ditengah malam yang dingin, aku bermimpi bertemu ibu.Dalam mimpiku, aku melihat ibuku mengenakan pakaian putih yang kusam,kusuh dan kotor sambil menangis dan terus menangis tanpa henti,melihat ibuku yang menagis itu dalam hati aku menjadi bingung,
“kenapa gerangan ibundaku menangis sampai seperti itu?”
Kemudian ku dekati ibuku,tetapi apa yang terjadi setiap langkah aku berjalan bahkan lari mendekati ibu,tetap saja tidak bisa terkejar apalagi tersentuh,bahkan ibuku semakin jauh meninggalkanku.
“Sebenarnya kenapa ini?” melihat kejadian itu aku menjadi bingung
Tiba-tiba terdengar suara pekikan orang minta ampun,minta tolong yang sangat keras sampai-sampai telingaku sakit mendengarnya.
“Ampun…ampun….ampun…ampun”,
“Suara apa itu sebenarnya hingga membuat telingaku sakit?”,kemudian aku menuju asal suara itu
“Astaga apa yang sebenarnya terjadi? Ibu, kenapa Ibundaku disana?”, aku kaget melihat apa yang aku saksikan. Ibundaku disiksa dengan sangat keji bahkan lebih keji daripada binatang.
“Kenapa Ibundaku di siksa?",tanyaku
"Dia disiksa karena perbuatanmu, anak yang tak berbakti pada orang tua!,"muncul jawaban dari sesosok orang yang berjubah hitam dan menyeramkan dari depanku.
"Perbuatanku yang mana? Lantas kenapa ibuku disiksa?" aku panik melihat ibundaku tercinta dipukuli orang-orang yang menyeramkan. Ibundaku pasti takut, pasti kesakitan. Mereka kejam.
"Kau ingin tahu?" wajah sinis itu, terasa sangat menakutkan.
"Kau kejam! Dia ibuku!” ungkapku tak kuasa melihat ibundaku.
"Justru Kau yang kejam. Kau yang menyebabkan wanita itu disiksa. Wanita itu tak mampu mendidikmu menjadi seseorang baik. Kau tau? dia telah GAGAL!!” suaranya yang menggelegar membuat buru romaku berdiri. Hatiku tertusuk mendengarnya.
"kenapa kau berkata seperti itu. Aku bebas melakukan apapun. Semuanya tidak ada sangkut pautnya dengan ibundaku?!" rontaku yang tak bisa menerima ibuku semakin disiksa.
"DIAM kau anak durhaka! Tugas wanita tua itu adalah mendidikmu. Membuatmu patuh atas aturan-aturan Tuhanmu! Sedang Kau. Mengingat Tuhanmu saja tak pernah!! Dia akan terus disiksa jika kau terus seperti ini. "jawab orang berjubah itu dengan nada kasarnya
Mendengar jawaban seperti itu aku menangis, muncul rasa takut yang menakjubkan, hingga hati dan tubuhku bergemetar. Ibu, kau seperti itu karena ulahku. Kenapa aku kejam terhadapmu. Aku tersadar dari mimpi dengan keadaan keringat membasahi seluruh tubuhku.
***
Semenjak mengalami mimpi itu aku menyendiri merenung dan menangisi.Tapi aku sadar merenung dan menangis itu tak berguna dan tak kan merubah apapun.Langkah cepat aku ambil,sambil menangis aku membuang dan membakar semua barang haram yang ada dikamarku.Air wudhu ku tuangkan ke wajahku dan aku tunaikan Sholat yang sudah lama aku tinggalkan,walaupun bacaan sholatku kacau tapi aku tetap yakin Tuhan Maha Pengampun. Aku bertekat menghilangkan sifat setan yang ada dalam diriku. Aku tak mau Ibundaku terus-terusan disiksa seperti itu. Aku sayang Ibundaku.
***
Hingga muncul keajaiban, Allah mengembalikan cinta ayah yang lama hilang melalui sebuah pertemuan yang tak terduga Di Masjid Agung Kota Malang.
Ternyata ayah sudah lama mencariku, beliau menyesal telah mengusirku dari rumah beberapa tahun lalu, dengan penuh penyesalan beliau menangis memelukku erat-erat.
“nak, maafkan ayah ya? Ayah khilaf. Ayah menyayangimu nak. Maafkan ayah!” mendengar kalimat itu akupun menangis.
"sudahlah yah,aku yang seharusnya minta maaf, aku yang bersalah. Aku tak bisa jadi anak yang baik. Ayah maafkan aku. Aku berjannji akan berubah.” Kami semakin menikmati sore itu. Ayah yang kembali bercerita dan akupun menimpali dengan celotehku.
Ternyata tidak cukup keajaiban itu yang aku dapat, pada suatu malam aku bermimpi bertemu ibu, dalam mimpi aku mendapati ibu memakai pakaian putih yang bersih bahkan sampai bercahaya, sungguh beda dari yang dulu. Dan aku dekati, aku hanya sekali melangkah, ibu sudah berada di depanku,aku kaget.
"Ibu maafkan aku,aku anak yang durhaka pada ibu" aku bersujud dan menangis di pangkuan ibu.
"kenapa kau sampai menangis begini Furqon,anakku?" jawab Ibuku sambil tersenyum.
"Biarkan aku Bu,aku memang anak yang tak berbakti pada Ibu"
"Sudahlah Nak jangan menangis,Ibu sudah memaafkanmu,sekarang berdirilah".
Kemudian aku berdiri memenuhi permintaan ibu.
"Nak,ibu berpesan padamu"
"pesan apa bu?"tanyaku
"jadilah orang yang sholeh orang yang ahli agama. Agar ibu bisa mempertanggungjawabkannya di Hadapan Tuhan kita."pesan ibu padaku.
"Baiklah Bu Furqon akan menjadi orang yang ibu inginkan"
"Itu baru anak ibu, Furqon Hakiki, anak kesayangan Ibu" Mendengar jawaban ibu, aku tersenyum dan bahagia.
"Ya,Allah............... Kau Maha Besar, Maha pengasih, Maha Penyayang" ungkap rasa syukurku pada Allah.
Dan Ibuku tersenyum melihatku
***
Oleh :
Nana Destriana
Jurusan Bimbingan Dan Konseling 2010
Fakultas Ilmu Pendidikan
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
UNIVERSITAS NEGERI MALANG








2 komentar:
subhanallah, cerita yang sangat bagus. :D
meskipun tadi sempat ada beberapa susunan kata yang bikin geli karena menurutku kurang tept penempatan dan penggunaannya.
tapi baca cerita di atas bikin hati ini gemetar.
jadi teringat ibu di rumah, jadi kangen pelukan ibu yang hangat, jadi kangen pengen mencium kedua pipinya yang lembut.
juga bertambah kagum akan jasa dan kasih sayang beliau laksana sinar mentari.
jadi semakin ngerasa bersalah karena sampai detik ini belom juga membuat beliau bahagia seutuhnya.
semoga Allah berkenan memberikan saya kesempatan untuk berbakti hingga ujung usianya.
tetap semangat berkarya
pena-pena tarbiyah semoga mampu mengukir satu per satu peradaban ini..
demi pena dan apa yang ia tuliskan..
Posting Komentar